PERINDU SEOLAH-OLAH
Puisi-puisi Yanuar Abdillah Setiadi ______________________________________________________________
PERINDU
Jika rindu adalah
api. Mungkin saat ini
aku sudah terbakar.
Malam ini adalah malam minggu
dan kini jiwaku telah menjadi
abu.
Purwokerto, 30 Oktober 2021
BUAH KATA DI MEDIA MASSA
Izinkan aku menebar benih kata
kebaikan di berbagai platform media massa.
Setiap hari aku akan menyiraminya dengan air yang bersal dari
air mata sorang ibu. Ibu yang menangis karena
anaknya sering melalaikan salat tergiur berbagai
aplikasi digital.
Aku ingin kata-kataku
memiliki akar rasional, berbatang
toleransi, dan berbuah kedamaian.
Sehingga siapa saja yang menyantapnya
akan merapal syukur dan mengambil
manfaat tanpa ada caci maki
di sana-sini.
Purwokerto, 30 Oktober 2021
Seolah–olah
Pada suatu malam yang basah
ayah menjatuhkan ponselnya
di gang dekat rumahnya. Banyak yang
menyebut gang tersebut dihuni
makhluk halus.Nama jalan tersebut
adalah jalan tuhan. ayah pun bingung
kenapa di jalan tuhan, masih ada hantu
ujarnya dalam hati.
Pak Ustad yang berada di
belakang, menimpali ayah
dan berkata
tak semua jalan benar, menunjukan kebaikan
dan tak semua jalan tersesat, menuntun kepada petaka
semuanya yang ada di dunia adalah fana dan di huni
kata seolah–olah: seolah–olah benar dan seolah–olah salah.
Saat rintik mereda, ponsel ayah menggemakan nada dering
azan isya. Suara azan yang seolah-olah
menyerupai suara manusia, bahkan
lebih merdu.
Purwokerto, 30 Oktober 2021
Kemarau
Terik mentari membakar belukar
yang bersemayam dalam padang
ilalang di gersang jiwaku. Trembesi
tak mampu meneduhkan jiwaku, harum
mawar layu di terjang kemarau yang
berkepanjangan. Di sana air lebih berharga daripada
uang.
Suatu ketika kau datang mengalirkan
air jernih. Kau menyiramnya
dengan suka cita.
Tumbuhan mulai merekah
Bunga mulai mekar
Kesedihan dihanyutkan derasnya aliran airmu
Lara dilarungkan derasnya arusmu
Hingga di suatu sore yang riang,
Kau memetik bunga hatiku dengan girang
Setelah itu, kau membawanya pulang.
Purwokerto, 31 Oktober 2021
Yanuar Abdillah Setiadi, lahir di Purbalingga, 01 Januari 2001. Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab UIN Syaifuddin Zuhri Purwokerto. Santri Pondok Pesantren Modern El-Furqon Purwokerto. Karyanya telah tertulis di berbagai media diantaranya; Majalah An-Nuqtoh dan Mbludus.com. Kontributor covid–19 pandemi dunia (2020), lintang 3 (2020), dan di ujung tanjung (2020)